Monday, 27 August 2012

Aquaponics




Buat Anda yang belum akrab dengan istilah ini, aquaponics merupakan campuran antara budidaya ikan atau peternakan ikan dan hidroponik atau budi daya tanaman dengan sedikit tanah dalam sistem tertutup yang berkelanjutan.

Aquaponics sama tuanya dengan alam itu sendiri. Menurut Sylvia Bernstein, penulis cara berkebun aquaponic di rumah, "Aquaponics benar-benar merupakan sistem sirkulasi lahan basah, sehingga sistem itu berjalan tepat di tepi danau kami,"

Ia bercocok tanam tanpa tanah, menggunakan pupuk kimia yang larut dalam air, sebelum mengetahui ia bisa menggunakan air limbah dari ikan untuk menanam sayuran dan buah-buahan organik.

"Jujur, saya sangat skeptis dan sangat tidak percaya bahwa sesuatu yang sederhana, seperti limbah ikan, bisa menjadi pupuk yang lengkap. Jadi saya harus benar-benar melihat sistemnya dulu di ruang bawah tanah rumah teman. Tapi ketika saya sudah melihatnya, hal itu mengubah hidup saya," paparnya.

Itu terjadi tiga tahun lalu. Bernstein membangun sistem aquaponics pertamanya bersama anaknya yang berusia 15 tahun pada bantalan beton di luar rumahnya di Boulder, Colorado. Dalam rumah kacanya kini, ia terutama berternak ikan nila dan ikan forel - memberi mereka makan sekali sehari. Tidak ada rumput liar pada kebun aquaponicsnya, dan ia tidak perlu khawatir soal penyiraman. Tanaman tumbuh dalam wadah-wadah setinggi meja supaya mudah diurus.

Bernstein menuturkan lagi, "Baru saja, pagi ini, saya mencabut empat lobak dan sejumlah daun selada untuk makan siang. Dalam rumah kaca saya sekarang ini, saya menanam segala macam tanaman bumbu, tomat, dan paprika."

Menurut Berstein, semakin banyak orang di Amerika maupun di seluruh dunia berkebun aquaponics, dan menikmati hasilnya: pasokan makanan yang sehat, aman dan lezat sepanjang tahun. Internet membantu banyak orang yang berkebun aquaponic saling terhubung dan belajar.

James Godsil, yang ikut mendirikan Sweet Water Organic, kebun aquaponics komersial di Milwaukee, Wisconsin, tiga tahun lalu, mengatakan, "Aquaponics paling pas bagi kesehatan mental dan fisik seseorang.”

Tahun 2010 ia membantu mendirikan yayasan untuk mempromosikan cara baru dalam berkebun itu.  "Yayasan Sweet Water didedikasikan untuk demokratisasi dan globalisasi informasi dan metodologi yang diperlukan dalam memajukan sistem produksi pangan, yang sangat ramah lingkungan ini, yang hanya menggunakan sekitar 10 persen air dari pertanian biasa, dan tidak menggunakan pestisida. Serba alami," papar Godsil lagi.

Menurut Godsil, kelebihan-kelebihan itu telah menjadi insentif dahsyat bagi orang-orang dari semua lapisan masyarakat yang sedang mempertimbangkan karir dalam aquaponics.

"Yayasan Sweet Water mungkin telah memiliki 500 pendukung, termasuk siswa-siswa sekolah, komunitas pensiunan insinyur, profesional, tokoh-tokoh sosial, guru dan seniman. Ada begitu banyak dewasa muda yang akan pensiun dan mencoba karier lain untuk 20 tahun ke depan," tambahnya.

Melalui kerjasama dan proyek bersama, Godsil membawa inspirasi itu ke luar perbatasan wilayah Amerika.

Ia mengatakan, "Saya diminta pergi ke Venezuela Maret ini. Saya bekerja sama dengan orang-orang yang punya proyek di Ekuador. Saya bekerja dengan orang-orang di Kongo, Uganda dan Tanzania."

Subra Mukherjee adalah sekretaris kelompok swasta di Kolkata, India.

Godsil menambahkan, "Kami sudah membentuk inisiatif aquaponics Indo-Amerika ini, dan kami bertujuan menjadikan aquaponics salah satu kegiatan ekonomi yang tumbuh paling cepat di India dalam 10 tahun."

Kelompok swasta itu bernama Masyarakat Teknologi Tepat Guna untuk Agribisnis Pedesaan, yang bermitra dengan Yayasan Sweet Water mengupayakan inisiatif tersebut di India.

Mukherjee menuturkan, “Kami bekerja di lokasi yang disebut Sunderbans, terletak di Bengali Barat. Masyarakat di sini sangat miskin dan kondisi tanahnya membuat tanaman tidak tumbuh. Jadi, saya yakin, teknologi seperti aquaponics ideal untuk situasi-situasi ini. Kita betul-betul bisa melakukannya di tengah-tengah wilayah kumuh di kota-kota. Jadi, ini contoh yang sangat baik bagi masyarakat perkotaan maupun pedesaan.”

Para advokat mengatakan, dengan naiknya harga bahan bakar dan pupuk, sementara pasokan air irigasi berkurang, aquaponics memberi alternatif berkelanjutan yang bisa membantu memberi makan penduduk dunia yang jumlahnya terus bertambah. | sumber: republika

Budidaya sidat yang menggiurkan


Ikan sidat (Anguilla sp) mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.
Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.
Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.
Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram.
Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.
Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,” kata Kepala Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang Made Suitha.
Sidat kini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat besar. Ekspor ikan sidat terutama ke Macau, Taiwan, Jepang, China dan Hongkong. Potensi pasar negara lain yang belum digarap antara lain Singapura, Jerman, Italia, Belanda dan Amerika Serikat.
Peluang ekspor dari Indonesia kian terbuka lebar. Produksi ikan sidat dari Jepang dan Taiwan mulai terbatas karena kekurangan bahan. Kedua negara otomatis mengurangi ekspor, sedangkan produksi ikan sidat dari China diketahui menggunakan zat kimia.
Negara produsen ikan sidat akhirnya mencari alternatif pasar benih, termasuk dari Indonesia. “Tapi Indonesia tidak akan menjual benih, lebih baik dikembangkan di sini sehingga investor dari luar juga datang,” tegas Made.
Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.

Bantuan Teknologi
Pengembangan budi daya ikan sidat di Pandu Karawang sangat berhasil. Made mengungkapkan bahwa harga ikan yang cukup tinggi menarik masyarakat untuk membudidayakan ikan sidat. Bahkan Pandu Karawang siap memberikan bantuan dalam bentuk teknologi budi daya bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Saat ini, beberapa kelompok masyarakat melakukan pembudidayaan ikan sidat di tambak Pandu Karawang, namun juga ada yang perorangan.
“Kami menyediakan lahan yang bisa disewa maksimal dua tahun. Setelah itu mereka harus mandiri, untuk memberi kesempatan pada masyarakat lain yang ingin belajar budi daya ikan sidat,” jelas Made.
Budi daya ikan sidat relatif tidak sulit. Apalagi rasio hidup sangat tinggi, sekitar 90 persen, karena punya data tahan kuat terhadap penyakit.
Made mengemukakan, lamanya budi daya ikan sidat tergantung ukuran benih. Dia mengatakan, paling banyak yang dibudidayakan adalah ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran > 500 gram. Lama budi daya maksimal lima bulan.
Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat. Sekarang, semakin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budi daya ikan sidat dipastikan menguntungkan. Tertarik?


cara membuat surat kuning


Disini saya mau berbagi bagaimana cara membuat surat kuning yang jadi salah satu syarat administrasi dari penerimaan cpns.. ok yuk kita mulai..

1. Datang  ke kantor Dinas tenaga kerja dan transmigrasi di wilayah domisili kamu, cari loket layanan pembuatan Kartu kuning/ surat keterangan pencari kerja di sana.

2.  Siapkan beberapa berkas penunjang seperti
Fotocopy Ijazah Pendidikan terakhir yang sudah dilegalisir (ijazah terakhir aja loh, jangan bawa ijazah      dari jaman TK ya.. :) Kidding)
Pasfoto berwarna 3x4 sebanyak 2 lembar
Fotocopy KTP yang masih berlaku
Semua berkas dikumpulkan saja, untuk diproses lebih lanjut.. jika pemohon kartu kuning tidak terlalu membludak, kartu tersebut akan jadi 1 hari.. 

Voilla~ jika kartu sudah jadi siapkan saja uang seikhlasnya, untuk biaya administrasi jika diminta, jangan lupa setelah mendapatkan kartu, kartu yang sudah didapatkan dipotokopi lagi untuk dilegalisir kemudian..

Kartu kuning ini berlaku selama 6 bulan, dan bisa diperpanjang kembali, jika belum mendapatkan kerja.. tapi  terkhusus untuk yg menulis dan membaca tulisan ini semoga dalam jangka waktu 6 bulan kedepan statusnya sudah employer, AAMIIN~

Semoga bermanfaat teman-teman.. Semangat!!!
Wassalamualaikum

nb: disarankan Bagi yang ingin membuat kartu kuning baru/ memperpanjang kartu, lebih baik memproses kartu kuning sebelum periode rekrutmen cpns.. karena pemohon kartu membludak, jadi proses mendapatkan kartu lebih lama, dan kantor disnakertrans lebih rame pastinya.. :)